Nama Tanaman | Gendola (Basella rubra Linn.) |
Nama Lokal | Gandola (Sunda), Gendola (Bali), lembayung (Minangkabau); Genjerot, gedrek, uci-uci (Jawa), Kandula (Madura); Tatabuwe (Sulut), Poiloo (Gorontalo), Kandola (Timor); Lo kuei (China).; |
Deskripsi | Gendola dapat ditemukan tumbuh liar, kadang ditanam untuk dirambatkan pada pagar, atau pergola sebagai tanaman hias. Tanaman ini dapat ditemukan dari 1-500 m dpl. Terna, melilit kekiri, tumbuh merayap atau memanjat, panjang sampai 6 m. Batangnya yang panjang ini tidak berkayu dan sangat lemah, bentuknya bulat, lunak, bercabang, merayap dan melilit pada tonggak atau para-para. Batang yang merayap di atas tanah, akan mengeluarkan akar. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Bentuk daun bulat telur, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata kadang berombak, panjang 2-17 cm, lebar 1-13 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, duduk sepanjang poros bulir, panjang 3-21 cm, mahkota putih dengan ujung ungu. Buahnya buah buni, bulat, diameter 4-7 mm, masih muda hijau, setelah masak warnanya menjadi ungu. Bijinya satu, bulat, keras, warnanya merah keputihan. Ada dua warna gendola, putih dan merah. Perbedaanya pada warna batang dan tulang daun. Gendola merah, memiliki batang dan tulang daun yang berwarna merah. Daunnya dapat disayur, sedang buahnya bila diperas mengeluarkan warna merah yang dapat digunakan untuk mewarnai bahan makanan. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. |
Untuk Penyakit | Radang usus buntu, Disentri, Berak darah, Influenza, Sembelit; Radang kandung kencing, Borok, Bisul, Abses, Campak (measles); Cacar air, Pegal linu, Reumatik, Radang selaput mata; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman. KEGUNAAN: Seluruh tanaman: - Radang usus buntu (appendicitis), disentri, berak darah. - Radang kandung kencing, kencing sedikit dan sakit (anyang-anyangan). - Influenza. - Sembelit. - Borok, bisul dan abses. Bunga: - Campak (measles), cacar air (varicella). - Puting susu pecah-pecah. Akar : - Pegal linu, rematik. Buah : - Radang selaput mata (conjungtivitis). PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh tanaman sebanyak 15-30 g, atau 30 g akar, direbus. CARA PEMAKAIAN: 1. Radang usus, buntu: Seluruh tanaman gendola sebanyak 60-70 gram dicuci bersih, potong-potong, Ialu direbus dengan air bersih secukupnya sampai bahan terendam seluruhnya. Setelah airnya sisa setengah, angkat dan dinginkan, Ialu diminum. 2. Influenza: 15 g daun segar dicuci Ialu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan sedikit garam dan diaduk sampai larut. Minum. 3. Sembelit: Daun segar dimasak, makan. 4. Kencing sedikit : 70 gram daun segar dicuci bersih, rebus dengan air secukupnya. Setelah dingin diminum seperti air teh. 5. Berak darah: 25 gram tanaman gendola, 35 gram kapulaga dan seekor ayam betina tua yang telah dibuang kepala, kaki dan jeroannya, dimasak dengan air secukupnya. 6. Dada terasa panas dan sesak: 70 gram gendola segar direbus dengan air secukupnya sampai kental. Campur dengan arak, minum. |
Gambar |
Categories
- Android (56)
- Android Games (50)
- Aplikasi (2)
- Buah-buahan (7)
- Dasar Renang (1)
- Drafter (1)
- Gaya Renang (4)
- Kecantikan (4)
- Kesehatan (30)
- Resep makanan (4)
- Resep minuman (1)
- Resep sambal (1)
- Tour (3)
- Tumbuhan (10)
- Tutorial blog (59)
- Ukir (1)
Template blog unik
Template keren ini cocok untuk blog berita, malajah, berita, ataupun general blog dan blog toko online.Loster Bali Ukir
Warmest Greeting From Loster Bali Ukir – Property , Bali-Petang Badung !Dreamland beach Bali
Dreamland adalah sebuah pantai dengan hamparan pasir putihnya dan pantai ini sangat pavorit untuk anda yang suka dengan selancar atau surfing karena ombaknya yang sangat bagus...Aplikasi Cetak Foto
ACEF adalah Aplikasi Cetak Foto merupakan aplikasi yang langsung menata file dengan pilihan ukuran 2x3, 3x4, 4x6 tanpa perlu software editor, disini dijelaskan bagaimana ACEF dapat digunakan utk keperluan yg kalian inginkan seperti melamar kerja dll.Cara untuk meluruskan rambut
Bagaimana cara untuk meluruskan rambut tanpa menggunakan bantuan perawatan kecantikan seperti rebonding, alias meluruskan rambut dengan cara alami???
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) |
Nama Lokal | Handarusa (Sunda), Gandarusa, tetean, trus (jawa),; Ghandharusa (Madura), Gandarisa (Bima), Puli (Ternate).; Besi-besi (Aceh), gandarusa (Melayu).; Bo gu dan (China).; |
Deskripsi | Berupa semak, pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau dipelihara sebagai tanaman obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak berhadapan, berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga kecil berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau. |
Untuk Penyakit | Luka terpukul (memar), Tulang patah, Reumatik, Bisul; Borok, Koreng; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, segar atau kering. KEGUNAAN: 1. Luka terpukul (memar), tulang patah fracture). 2. Reumatik persendian. 3. Bisul, borok, koreng. PEMAKAIAN: 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun dapat digunakan untuk membunuh serangga. PEMAKAIAN LUAR: Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat yang sakit.Tanaman segar direbus, airnya untuk cuci. CARA PEMAKAIAN: 1. Tulang patah, bisul: Yang segar dilumatkan atau yang kering dihaluskan, diaduk dengan arak, cuka secukupnya, untuk kompres. Tulang yang patah sudah dalam posisi yang benar dan terfiksasi. 2. Memar, keseleo, reumatik: 15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa segar direbus minum airnya. 3. Memar: Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan ke tempat sakit. CATATAN : Di India dan Asia Tenggara, dipakai sebagai penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit kepala, kelumpuhan otot wajah, eczema, sakit mata dan telinga. PERHATIAN : Wanita hamil dilarang memakai tanaman ini. |
Gambar |
Enau (Arenga pinnata, Merr.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Enau (Arenga pinnata, Merr.) |
Nama Lokal | Sugar Palm (Inggris), Enau (Indonesia), Kawung (Sunda); Aren (Madura), Bak juk (Aceh); |
Deskripsi | Enau (Arangapinnata) termasuk jenis palma, berakar kuat dan menjalar ke mana-mana. Enau mempunyai banyak manfaat bagi manusia, antara lain: dari kelopak bunga jantan dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk gula aren, buahnya dapat dibuat kolang kaling untuk campuran makanan/minuman, ijuk untuk resapan air, kesed dan sapu. Enau yang sudah berusia 15-20 tahu dapat menghasilkan nira sebanyak 8 liter tiap hari dan bila dimasak dapat menghasilkan 25-35 kilogram kolang-kaling. Namun pada umumnya pohon enau tidak disukai para petani, sebab akarnya menjalar keman-mana dan dapat merusak tanaman di sekitarnya. Enau biasanya tumbuh dan berkembang berkembang biak dengan baik di hutan-hutan. |
Untuk Penyakit | Demam, Sakit perut, Sulit buang air besar ; |
Pemanfaatan | 1. Demam Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren. Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum biasa. 2. Sakit Perut Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren, asam yang telah masak secukupnya. Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampai merata, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum biasa. 3. Sulit Buang air besar Bahan: 1 gelas air hangat, 1 potong gula aren. Cara membuat: dicampur dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum biasa. |
Gambar |
Daun Ungu (Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Ungu (Graptophyllum pictum, (Linn), Griff.) |
Nama Lokal | Daun Ungu (Indonesia), Demung, Tulak, Wungu (Jawa); Daun Temen-temen, Handeuleum (Sunda), Temen (Bali); Karotong (Madura), Daun Putri, Dongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate); |
Deskripsi | Daun Ungu (Graptophyllum pictum) termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang tegak, ukurannya kecil dan tingginya hanya dapat mencapai 3 meter, biasanya tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut. Batang : Batangnya berwarna ungu, penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul. Daun : mempunyai struktur posisi daun yang letaknya berhadap- hadapan Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian tandan yang berwarna merah tua. |
Untuk Penyakit | Ambeien, Melancarkan buang air seni, Melancarkan haid,; Reumatik/Encok, Bisul; |
Pemanfaatan | 1. Ambeien Bahan: 3-7 lembar daun ungu dan adas pulawaras Cara membuat: direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: Minum 1 kali setiap pagi secara teratur 2. Melancarkan buang air seni Bahan: 1-2 genggam daun ungu dan adas pulowaras. Cara membuat: ditumbuk bersama sampai halus Cara menggunakan: dioleskan pada bagian perut seperti param. 3. Mempelancar Haid Bahan: 3 sendok makan bunga daun ungu yang sudah dikeringkan. Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 3 hari menjelang datang bulan (haid) 4. Reumatik/ Encok Bahan: 1-2 genggam daun ungu Cara membuat: ditumbuk sampai halus Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang sakit sebagai param. 5. Bisul Bahan: 2 Lembar daun ungu dan minyak kelapa secukupnya. Cara membuat: Daun ungu diolesi minyak kelapa kemudian dipanggang di atas api Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan p ada bagian yang sakit (Bisul) |
Gambar |
Daun Sendok (Plantago mayor L.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Sendok (Plantago mayor L.) |
Nama Lokal | Ki urat, ceuli, c. uncal (Sunda), meloh kiloh, otot-ototan,; Sangkabuah, sangkabuah, sangkuah, sembung otot,; suri pandak (Jawa). daun urat. daun urat-urat, daun sendok,; Ekor angin, kuping menjangan (Sumatera). ; Torongoat (Minahasa). ; Che qian cao (China), ma de, xa tien (Vietnam),; Weegbree (Belanda), plantain, greater plantain, ; Broadleaf plantain, rat's tail plantain, waybread,; White man's foot (Inggris).; |
Deskripsi | Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembap,kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 3.300 m dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 turnbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon. Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm. Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertulangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, lebar 4 - 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk tersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 - 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasak sebagai sayuran Perbanyakan dengan biji. |
Untuk Penyakit | Infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah,; Bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), batu empedu,; Batu ginjal, radang prostat (prostatitis), kencing sedikit, demam, ; Influenza, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (Bronkhitis) ; diare, disentri, nyeri lambung, radang mata merah (konjungtivitis),; Kencing manis (diabetes melitus), cacingan, gigitan serangga,; Hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), mimisan,; Gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), cacingan,; Perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea),; Kencing sakit (disuria), sukar kencing, penglihatan kabur,; Batuk darah, keputihan (leukore), nyeri otot, mata merah,; Batuk berdahak, beri-beri, darah tinggi (hipertensi), rematik gout,; Sakit kuning (jaundice).; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng atau digongseng dengan air asin. INDIKASI: Herba berkhasiat mengatasi: - gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyakit ginjal (nefrotik edema), kencing sedikit karena panas dalam, - batu empedu, batu ginjal, - radang prostat (prostatitis), - influenza, demam, batuk rejan (pertusis), radang saluran napas (bronkitis), - diare, disentri, nyeri lambung, - radang mata merah (konjungtivitis), menerangkan penglihatan yang kabur, - kencing manis (DM), - hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), - cacingan, gigitan serangga, dan - perdarahan seperti mimisan, batuk darah. Akar berkhasiat untuk mengatasi: - keputihan (leukore) dan - nyeri otot. Biji berkhasiat untuk mengatasi: - gangguan pencernaan pada anak (dispepsia), - perangsang birahi (afrodisiak), beser mani (spermatorea), - kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah, - diare, disentri, - cacingan, - penglihatan kabur, - mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas pada organ hati, - batuk disertai banyak dahak, - beri-beri, darah tinggi (hipertensi), - sakit kuning (jaundice), dan - rematik gout. CARA PEMAKAIAN : Herba kering sebanyak 10 - 15 g atau yang segar sebanyak 15 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan saring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 - 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air panas atau bisul, lalu dibalut. Pemakaian juga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada dang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, abses, dan koreng. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Melancarkan kencing a. Herba daun sendok segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air, sampai air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air teh habiskan dalam sehari. b. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat Peras dan saring sampai airnya terkumpul 1/2 gelas. Tambahkan madu 1 sendok makan, lalu diminum sekaligus. 2. Kencing berdarah : Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan 3. Disentri panas : Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan,tersebut lalu ditim sebentar. Minum sekaligus selagi hangat. 4. Disentri basiler, diare : Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tersisa 1 gelas Setelah dingin disaring, airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. 5. Mimisan : Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus. 6. Batuk sesak, batuk darah : Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat. |
Gambar |
Daun Madu (Barleria cristata L.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Madu (Barleria cristata L.) |
Nama Lokal | Landep (Jawa Tengah), daun madu (Madura).; Kolintang, violeta (Tagalog).; |
Deskripsi | Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai tanaman pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecokelatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan. Bunga tunggal atau berpasangan, di ketiak daun dan ujung tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips, panjang 1,5 cm, berbibir tiga sampai empat, kecokelatan. Biji kecil, pipih, warna cokelat. |
Untuk Penyakit | Rematik, batuk, bengkak; gigitan serangga, digidit ular berbisa.; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, bunga, dan biji. INDIKASI : Daun dan akar berkhasiat mengatasi: - rematik dan - batuk. Bunga berkhasiat mengatasi: - Bengkak karena gigitan serangga. Biji berkhasiat untuk mengatasi: - digigit ular berbisa. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Rematik Siapkan daun segar sebanyak 1 genggam lalu cuci bersih. Tambahkan kapur sirih 1/4 sendok teh. Tumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada tempat yang sakit. |
Gambar |
Daun Kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.) |
Nama Lokal | Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).; |
Deskripsi | Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji. |
Untuk Penyakit | Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu. KEGUNAAN: � Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung. - Rasa sakit pada luka, mata atau telinga. � Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi. � Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri. � Bronkhitis, batuk (whooping cough). � Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur), keseleo. � Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi) - Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian. - Kencing tidak lancar PEMAKAIAN: Untuk minum: 15-60 g, rebus. Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa. CARA PEMAKAIAN: 1. Perut mules karena angin : 25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut. 2. Mata terasa panas dan bengkak: Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi. 3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : 15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan. 4. Herpes zooster (cacar ular): Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung- gelembung kecil dikulit. 5. Sariawan: 1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari. 6. Radang telinga tengah: 1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes. 7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis: Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan. Catatan: Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai. |
Gambar |
Daun Encok (Plumbago zeylanica L.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Encok (Plumbago zeylanica L.) |
Nama Lokal | Daun encok, ki encok (Sunda), ceraka (Sumatera); Bama, godong encok, poksor (Jawa). kareka (Madura); Bama (Bali), oporie (Timor). ; Agni, chitra, chitraka (India, Pakistan),; Ceylon leadwort, white flowered leadwort (Inggris).; |
Deskripsi | Tumbuhan ini berasal dari Sri Lanka, kemudian menyebar ke seluruh kawasan tropik, termasuk Indonesia dan kepulauan Pasifik. Daun encok tumbuh liar di ladang, di tepi saluran air atau ditanam di pekarangan sebagai pagar hidup dan tempat-tempat lainnya sampai setinggi + 800 m dpi. Perdu tahunan yang menaik, berbatang panjang, tinggi 0,6 - 2 m. Batang berkayu, bulat, licin, beralur, bereabang. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1,5 - 2,5 cm, pangkal tangkai daun agak melebar, memeluk batang. Daun bulat telur sampai jorong, panjang 5 - 11 cm, lebar 2 - 5 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, pertulangan menyirip, wamanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung tangkai, kecil-kecil, berambut, berwarna putih. Buah kecil, bulat panjang, masih muda hijau, setelah tua hitam. Biji kecil, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek. |
Untuk Penyakit | Rematik sendi, memar (lebam), keseleo, nyeri lambung, kurap, ; Kanker dan kanker darah.; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar dan herba. INDIKASI : Indikasi Akar berkhasiat untuk mengatasi: - rematik sendi, memar (lebam), - keseleo, nyeri lambung, - kurap, dan kanker darah. CARA PEMAKAIAN : Akar sebanyak 10 - 15 g, direbus selama lebih dari 4 jam. Pemakaian luar, daun diremas lalu diletakkan pada bagian tubuh yang kena rematik, sakit pinggang, memar, kurap, kusta, skabies, sakit ke ala atau diletakkan di perut bagian bawah bila kencing kurang lancar. Saat menggunakan remasan daun ini jangan lebih dari 1/2 jam agar tidak timbul lepuh seperti luka bakar. CONTOH PEMAKAIAN : 1. La Rematik a. Siapkan segenggam daun segar, dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air hangat seperlunya sampai adonan seperti bubur. Gunakan untuk melumas dan menggosok bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2 kali sehari. b. Siapkan daun segar sebanyak 15 g lalu dicuci bersih. Tambahkan kapur sirih sebanyak 1 sendok makan. Carnpuran ini lalu ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan ke tempat yang.sakit. 2. Sakit kepala a. Siapkan daun encok secukupnya, lalu dipipis. Tambahkan sedikit minyak kelapa sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan di pelipis dan bagian kepala yang sakit sebagai tapal. Cukup 30 menit supaya tidak terjadi lepuh. b. Siapkan daun encok segar, lalu cuci bersih dan memarkan. Oleskan minyak kelapa lalu layukan di atas api. Tempelkan di belakang telinga. 3. Kencing kurang lancar Ambil daun encok secukupnya, tambahkan adas pulosari lalu giling halus. Gosokkan ramuan tersebut di perut bagian bawah, tepat di posisi kandung kencing. Cukup 30 menit agar tidak terjadi lepuh. 4. Kanker darah Siapkan akar daun encok, biji Livistona chinensis, Hedyotis diffusa (rumput lidah ular) dan Verbena officinalis (verbenae berbalma bian cao), masing-masing 30 g, dan Spica prunellae (xia ku caol dari tumbuhan Prunella vulgaris L.) 15 g. Akar daun encok direbus terlebih dahulu selama 4 jam dengan air bersih secukupnya. Tambahkan air bila air rebusannya.berkurang. Setelah 4 jam, baru bahan obat lain-lainnya dimasukkan. Didihkan kembali selama 1/2 jam. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian. 5. Kusta, skabies, dan kelainan kulit Ambil akar daun encok, lalu cuci dan tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit susu dan air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti pasta. Oleskan ke bagian tubuh yang sakit. CATATAN : - Perempuan hamil dilarang menggunakan. - Bila timbul keracunan pada kulit, cuci dengan asam borat (boric acid). - Daun hanya digunakan untuk pemakaian luar. Pemakaian luar juga dibatasi selarna 1/2 jam. Terlalu lama menyebabkan timbulnya lepuh seperti luka bakar. |
Gambar |
Daun duduk (Desmodium triquetrum [L.] D.C.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun duduk (Desmodium triquetrum [L.] D.C.) |
Nama Lokal | Genteng cangkeng, ki congcorang, potong kujang,; cen-cen (Sunda), ), daun duduk, sosor bebek, gulu walang,; Gerji,cocor bebek (Jawa). daun duduk (Sumatera); Three-flowered desmodium (Inggris).; |
Deskripsi | Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 - 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, tangkai daun bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 20 cm, lebar 1,5 - 2 cm, masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut halus, pangkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5 - 3,5 cm, lebar 4 - 6 mm, berambut, berisi 4 - 8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji. |
Untuk Penyakit | Mencegah pingsan (heat stroke), demam,salesma, disentri, wasir,; Radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), skleroderma,; Lelehan nanah (piorea), radang ginjal akut (acute nephritis), ; Sembab (edema), radang usus (entiris), muntah pada kehamilan,; Infeksi cacing tambang (hookworm), infeksi cacing pita di hati,; Keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), rematik,; Sakit kuning (ikterik hepatitis), TBC tulang dan kelenjar limfa,; Kurang gigi pada anak, keracunan buah nanas, multipel abses,; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Seluruh bagian kecuali akar (herba) dapat digunakan. Pemakaian dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. INDIKASI : Herba ini berkhasiat untuk: - mencegah pingsan karena udara panas (heat stroke), demam, selesma, - radang amandel (tonsilitis), gondongan (parotitis), lelehan nanah (piorea), - radang ginjal akut (akut nephritis), sembab (edema), - radang usus (enteritis), disentri, - infeksi cacing tambang (hookwonn), infeksi cacing pita di hati, - keputihan akibat trichomonas (trichomonal vaginitis), - muntah-muntah pada kehamilan, kurang gizi pada anak-anak, - sakit kuning (ikterik hepatitis), - keracunan buah nanas, - TBC tulang dan kelenjar limfa, multipel abses, - skleroderma, - wasir, - rematik. CARA PEMAKAIAN : Siapkan herba daun duduk sebanyak 15-60 g, lalu direbus dan minum. Pemakaian luar digunakan untuk mengompres wasir, abses, sakit pinggang, dan pegal-pegal pada kaki dengan herba daun duduk yang digiling halus. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Wasir : Ambil 20 g daun segar, dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. Lakukan setiap hari. 2. Radang ginjal akut, edema : Ambil herba daun duduk sebanyak 60 g, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus pada pagi hari. 3. Muntah pada kehamilan : Ambil herba daun duduk sebanyak 30 g, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali rninum, yaitu pagi, siang, dan sore, masing-masing 1/3 gelas. 4. Disentri : Ambil herba daun duduk segar sebanyak 30 g, dicuci lalu digiling halus. Seduh dengan 3/4 cangkir air panas, biarkan selama 15 menit. Tambahkan garam seujung sendok teh sambil diaduk. Peras dan saring. Hangat-hangat diminum sekaligus. CATATAN : Bila berba ini ditambahkan pada ikan asin dan daging, dapat melindungi makanan tersebut dari serbuan lalat dan belatung |
Gambar |
Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Daun Dewa (Gynura segetum (Lour.) Merr.) |
Nama Lokal | Beluntas cina, daun dewa (Sumatra), Samsit; San qi cao (China).; |
Deskripsi | Terna tahunan, tegak, tinggi � 50 cm, pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang � 3 cm. |
Untuk Penyakit | Luka terpukul, Pendarahan, Batuk darah, muntah darah, mimisan; Infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa; Pembekuan darah, Tulang patah, pendarahan setelah melahirkan; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman. KEGUNAAN : DAUN : Luka terpukul, melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (Batuk darah, muntah darah, mimisan), pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, tidak datang haid, digigit binatang berbisa. UMBI : Menghilangkan bekuan darah (haematom) pembengkakan, tulang patah (Fraktur), perdarahan sehabis melahirkan. PEMAKAIAN : 15-30 gram daun segar, direbus atau ditumbuk kemudian diperas, minum. PEMAKAIAN LUAR : Secukupnya tumbuhan ini dilumatkan sampai seperti bubur, ditempelkan ke tempat yang sakit. KEGUNAAN : 1. Digigit ular / digigit binatang lain: Umbi dilumatkan kemudian ditempelkan di tempat kelainan. 2. Kutil : 5 lembar daun dewa dihaluskan, dan dilumurkan pada tempat berkutil, kemudian dibalut. Dilepas keesokan harinya. CARA PEMAKAIAN: 1. Luka terpukul, tidak datang haid: 15-30 gram herba direbus atau ditumbuk, diambil airnya, campur dengan arak yang sudah dipanaskan, minum. 2. Perdarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk dan muntah darah : 1 (satu) batang lengkap (15 gram) direbus, minum. 3. Kejang pada anak: 1 batang ditumbuk ambil airnya, dicampur arak, minumkan. 4. Luka terpukul, masuk angin: 6-9 gram umbi segar ditambah arak kuning (wong ciu) secukupnya, kemudian dipanaskan, minum. |
Gambar |
Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.) |
Nama Lokal | Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa); Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram); Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak); Leletokan (Minahasa); |
Deskripsi | Tumbuhan Ciplukan (Physalis minina) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi cangkap (kerudung penutup buah). |
Untuk Penyakit | Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok; |
Pemanfaatan | 1. Diabetes Mellitus Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan. Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 2. Sakit paru-paru Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya). Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas. 3. Ayan Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak. Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin. 4. Borok Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih. Cara membuat: ditumbuk sampai halus Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit. |
Gambar |
Cincau (Cylea barbata, Miers.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Cincau (Cylea barbata, Miers.) |
Nama Lokal | Cincau (Indonesia), Camcao, Juju, Kepleng (Jawa); Camcauh, Tahulu (Sunda); |
Deskripsi | Tumbuhan Cincau (Cylea barbata) termasuk tumbuhan berbatang merambat , diameter lingkar batang kecil, kulit batangnya kasap dan berduri. Panjang batangnya mampu mencapai belasan meter dan daunnya berbentuk perisai dengan permukaan dengan permukaan dipenuhi bulu. Bunga tumbuhan ini berwara kuning dengan buah batu berwarna merah mempunyai bentuk lonjong. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah terbuka tepi hutan atau semak belukar, Tetapi ada juga yang dipelihara dan merambat pada semak belukar,. Tetapi ada juga yang dipelihara merambat pada pagar tanaman. Tumbuhan Cincau cocok tumbuh di daerah yang mempunyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut. |
Untuk Penyakit | Diare (Sakit perut), Hipertensi, Demam; |
Pemanfaatan | 1. Sakit Perut dan Hipertensi Bahan: daun cincau secukupnya Cara membuat: daun cincau diremas-remas, dengan air matang, disaring dan dibiarkan beberapa saat sampai berbentuk agar-agar, kemudian ditambah santan kelapa dan pemanis dari gula kelapa. Cara menggunakan: dimakan biasa 2. Demam Bahan: akar cincau secukupnya Cara membuat: disedu dengan air panas dan disaring Cara menggunakan: diminum biasa |
Gambar |
Cengkeh (Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Cengkeh (Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.) |
Nama Lokal | Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore); |
Deskripsi | Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut . Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. |
Untuk Penyakit | Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung; Campak; |
Pemanfaatan | 1. Kolera dan menambah Denyut Jantung Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari. Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih. 2. Campak Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata. Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit 3. Menghitamkan alis mata Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri. Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri secukupnya. Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari. |
Gambar |
Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron.) |
Nama Lokal | Rumput solo, cemara kipas gunung; Shi shang be (China).; |
Deskripsi | Termasuk divisi Pteridophyta, tumbuhan paku-pakuan ini tumbuh pada tebing, jurang, dan tempat-tempat teduh yang berhawa dingin. Batang tegak, tinggi 15 - 35 cm, keluar akar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4 - 5 mm, lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai kepercabangannya, yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya. |
Untuk Penyakit | Kanker paru, Bronkhitis, Radang paru, Tonsilis, Batuk, Koreng; Hepatitis, Perut busung, infeksi saluran kencing, Tulang patah; Reumatik; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman, pemakaian kering. KEGUNAAN : 1. Chorioepithelioma, choriocarcinoma, kanker nasopharynx, kanker paru. 2. infeksi saluran nafas, bronchitis, radang paru (Pneumonia), tonsilitis. 3. Batuk, serak, koreng. 4. Hepatitis, cholecystitis, cirrhosis (Pengecilan hati), perut busung (ascites), infeksi akut saluran kencing. 5. Tulang patah (fraktur), rheumatik. PEMAKAIAN : 15 - 30 gr , untuk pengobatan kanker; 50 - 100 gr, rebus selama 3 - 4 jam. PEMAKAIAN LUAR : Tanaman segar dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit. CARA PEMAKAIAN: 1. Kanker : 60 gr S. doederleinii kering direbus selama 3 - 4 jam dengan api kecil, minum setelah dingin. 2. Batuk, radang paru, radang amandel (Tonsilitis): 30 gr S.doederleinii direbus, minum. 3. Jari tangan bengkak: Dilumatkan, tempel ke tempat yang sakit. 4. Tulang patah: 15 - 30 gr S.doederleinii segar direbus, minum. Pemakaian Luar, dilumatkan dan ditempelkan ke tempat yang patah, bila patahnya tertutup dan posisi tulangnya baik. Sudah dibuat infus, tablet dan obat suntik. Untuk kanker : 18 tablet 60 gr herba segar. Diminum sehari 3 x 6 - 8 tablet. Obat Paten : Decancerlin. |
Gambar |
Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng.) |
Nama Lokal | Barune, huni, h. gedeh, h. wera (Sunda), wuni (Jawa); Burneh (Madura), buni, katakuti, kutikata (Maluku); Bune tedong (Makasar); U ye cah (China).; |
Deskripsi | Pohon buah, tinggi 15-30 m. Pohon berbatang sedang ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di hutan atau ditanam di halaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpi. Daun tunggal, bertangkai pendek, bentuknya. bulat telur sungsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, ujung meruncing, pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, biia masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, diekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirop. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu kesehatan. Perbanyakan dengan biji atau okulasi. |
Untuk Penyakit | Kurang darah, darah kotor, Hipertensi, Jantung berdebar, Batuk; Ganguan pencernaan, Sifilis, Kencing nanah; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, ranting dan buah. KEGUNAAN., - Kurang darah, darah kotor. - Tekanan darah tinggi. - Jantung berdebar. - Batuk, gangguan pencernaan. - Sifilis, kencing nanah. PEMAKAIAN: Untuk minum: 3G-50 buah masak atau 15-30 9 daun, rebus. Pemakaian luar. Daun dicuci bersih lalu digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak. CARA PEMAKAIAN: 1. Darah tinggi : Buah buni yang telah masak sebanyak 30 butir dicuci bersih. Kunyah sampai halus, bijinya dibuang dan daging buahnya ditelan. Segera minum air hangat 1 cangkir. Lakukan 2-3 kali sehari. 2. Jantung berdebar. Buah buni yang telah masak sebanyak 25 buah, daun muda kacapiring (Gardenia jasminoides Ellis) sebanyak 6 lembar, daun sembung (Blumea balsam itera L.) sebanyak 10 tembar, kayu manis seukuran 1 jari, jahe sebesar 1/2 jari, gula enau 2 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 kali, setiap kali 1 gelas. 3. Kurang darah: Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, asam kawak sebanyak 2 jari, rimpang kunyit seukuran 3/4 jari, dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan 1 sendok makan madu, aduk sampai merata. Peras dan saring, lalu diminum. Lakukan 2-3 kali sehari. dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk berbentuk jala. 4. Sifilis: Buah buni yang telah masak sebanyak 50 buah, daun sambiloto (Andrographis paniculata) sebanyak 50 lembar, daun ngokilo sebanyak 7 lembar, daun paria hutan sebanyak 10 lembar, daun pegagan (Centelia asiatica L.) 10 lembar, batang brotowali (Tinospora crispa L.) seukuran 1 jari, gula enau sebesar 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 4 gelas air bersih, rebus sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas. |
Gambar |
Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers.hen jin t) |
Nama Lokal | Antawali, bratawali, putrawali, daun gadel (Jawa); Andawali (Sunda), Antawali (Bali); Shen jin teng (China).; |
Deskripsi | Tumbuhan liar di hutan, ladang atau ditanam dihalaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 - 12 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu. Diperbanyak dengan stek. |
Untuk Penyakit | Reumatik, Demam, Nafsu makan, Kencing manis |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIPAKAI : Batang. KEGUNAAN : 1. Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul (sciatica), memar. 2. Demam, merangsang nafsu makan, demam kuning. 3. Kencing manis. PEMAKAIAN : 10 - 15 gr , rebus , minum. PEMAKAIAN LUAR : Air rebusan batang brotowali dipakai untuk cuci koreng, kudis, luka-luka. CARA PEMAKAIAN : 1. Rheumatik : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah madu secukupnya, minum. Sehari 3 x 1/2 gelas. 2. Demam kuning (icteric) : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 1/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2 x 3/4 gelas. 3. Demam : 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air, sampai menjadi 1 gelas. Setelah dingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x 1/2 gelas. 4. Kencing manis : 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari � 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 X 1 gelas. 5. Kudis (scabies) : 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan ditumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2 x. 6. Luka : Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti 2 x perhari. Untuk mencuci luka, dipakai air rebusan batang brotowali. |
Gambar |
Beringin (Ficus benyamina L.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Beringin (Ficus benyamina L.) |
Nama Lokal | Caringin (Sunda), waringin (Jawa, Sumatera).; Chinese banyan, (China), banyan tree (Inggris).; |
Deskripsi | Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang 3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih. |
Untuk Penyakit | Pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, ; Luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkhitis); Batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis),; Disentri, kejang panas pada anak.; |
Pemanfaatan | BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Akar udara dan daun. Sebelum digunakan dicuci lalu dikeringkan. INDIKASI : Akar udara bermanfaat untuk mengatasi: - pilek, demam tinggi, - radang amandel (tonsilitis), - nyeri pada rematik sendi, dan - luka terpukul (memar). Daun bermanfaat untuk mengatasi : - influenza, - radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), - malaria, - radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan - kejang panas pada anak. CARA PEMAKAIAN : Akar udara beringin kering sebanyak 15 - 30 g atau daun beringin kering sebanyak 50 - 120 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun beringin direbus lalu airnya selagi hangat digunakan untuk mandi. CONTOH PEMAKAIAN : 1. Kejang panas pada anak : Ambil 100 g daun beringin segar, dicuci lalu direbus dengan 5 Lt air selama 25 rnenit. Air rebusan ini selagi hangat digunakan untuk memandikan anak yang sakit. 2. Radang usus akut dan disentri Ambil daun beringin segar sebanyak 500 g. Kemudian dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore, masing- masing 1/2 gelas. 3. Radang amandel Ambil akar udara beringin sebanyak 180 g, dicuci lalu dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Tambahkan 1 gelas cuka. Setelah dingin digunakan untuk kumur- kumur (gargle). Lakukan beberapa kali sehari. 4. Bronkitis kronis Ambil 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit jeruk mandarin, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk. 3 kali minum, yaitu pagi, siang, dan malam hari. Lakukan selama 10 hari. |
Gambar |
Benalu (Loranthus, Spec. div.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Benalu (Loranthus, Spec. div.) |
Nama Lokal | Benalu (Indonesia), Kemladean (Jawa), Pasilan |
Deskripsi | Benalu (loranthus) merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media tanah. Ia hidup sebagai parasit (parasiet=Belanda), menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain dan mengisap mineral yang larut dalm pohon kayu yang ditempelinya dapat mati. Bunga benalu berkelamin tunggal biji buahnya mengandung getah.Pengembangbiakannya melalui binatang atau burung yang memakan biji buah benalu tersebut. Proses pengembangbiakannya sangat sederhana: biji benalu yang bergetah itu dimakan binatang atau burung. Kemudian biji benalu tersebut melekat di dahan dahan kayu bersama dengan kotoran burung yang memakannya, dan tumbuh di dahan itu |
Untuk Penyakit | Tumor, Kanker, Amandel, Campak; |
Pemanfaatan | 1. Tumor dan Kanker Bahan: 1-2 batang benalu yang menempel pada 1 pohon teh, 1 batang rumput alang-alang, adas palawaras secukupnya. Cara Membuat: semua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari � gelas. 2. Amandel Bahan: 1 batang benalu yang menempel pada 1 pohon jeruk nipis, adas palawaras secukupnya. Cara Membuat: kedua bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari � gelas. 3. Campak Bahan: 1-2 batang benalu adas pulasari secukupnya. Cara Membua: kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai halus. Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak bagi yang kena campak. |
Gambar |
Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn.)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn.) |
Nama Lokal | Tamarind (Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem (Sunda); Asem (Jawa); |
Deskripsi | Asam jawa (tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman. |
Untuk Penyakit | Asma, Batuk, Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan, Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular bisa, Rambut rontok; |
Pemanfaatan | 1. Asma Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas pulawaras secukupnya Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring. Cara mrnggunakan: diminum 2 kali sehari 2. Batuk Kering Bahan: 3 polong buah asam jawa, � genggam daun saga Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 3. Demam Bahan: 1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya; Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan � liter air sampai mendidih, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 4. Sakit Panas Bahan: 2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam secukupnya Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum biasa Catatan: bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini 5. Reumatik Bahan: 1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu = jawa) Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus Cara menggunakan: dipakai untuk kompres bagian yang sakit 6. Sakit perut a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang sudah masak, kapur sirih dan minyak kayu putih secukupnya Cara membuat: semua bahan tersebut dicampur sampai merata Cara menggunakan: digunakan sebagai obat gosok, terutama pada bagian perut b. Bahan: 3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum biasa c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian dicampur dengan bahan bahan lainnya dan diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum biasa 7. Morbili Bahan: 1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur sampai merata Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi penderita morbili 8. Alergi/Biduren (Jawa) Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah tua, garam secukupnya, � sendok kapur sirih. Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore 9. Sariawan Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 1 potong gula kelapa Cara membuat: semua bahan tersebut direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring Cara menggunakan: diminum biasa 10. Luka baru Bahan: daun asam jawa secukupnya Cara membuat: daun asam jawa dikunyah sampai lumat Cara menggunakan: ditempelkan pada luka 11. Luka borok Bahan: beberapa biji asam jawa (klungsu = jawa) Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus Cara menggunakan: ditempelkan pada luka, kemudian diperban 12. Eksim dan Bisul Bahan: 1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom = jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit 13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah Bahan: 3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus Cara menggunakan: bagian yang bengkak dibersihkan terlebih dahulu dengan kain yang dibasahi dengan minyak kayu putih, kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan biji asam jawa tersebut. 14. Mencegah rambut rontok Bahan: beberapa biji asam jawa Cara menggunakan: sebelum keramas dengan shampo, kepala dimasase terlebih dahulu dengan buah asam jawa yang telah masak yang dicampur sedikit air. Kemudian rambut dicuci bersih 15. Gigitan ular biasa Bahan: beberapa biji asam jawa Cara membuat: biji asam jawa dibelah menjadi dua Cara menggunakan: belahan biji bagian dalam ditempelkan pada luka bekas gigitan ular tersebut. Jumlah biji yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. |
Gambar |
Apel (Pyrus malus, Linn)
Wednesday, October 15, 2014 – by Unknown
Nama Tanaman | Apel (Pyrus malus, Linn) |
Nama Lokal | Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis) |
Deskripsi | Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi. |
Untuk Penyakit | Kencing manis (diabetes mellitus), Diare |
Pemanfaatan | 1. Diabetes Mellitus Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang. Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan direbus dengan air 3-4 gelas sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan dilakukan secara rutin. 2. Diare Bahan: buah apel yang belum begitu masak. Cara menggunakan: dimakan biasa. |
Gambar |
Subscribe to:
Posts (Atom)